Senin, 23 Februari 2009

Nangka

Tadi sore aku berkunjung ke blog mbak Theresa Jackson (www.theresajackson.multiply.com). Mbak Theresa yang masa kecilnya tinggal di Jogja, menyebut tentang jus sirsak. Pasti enak banget minum jus sirsak di negeri orang. Lebih seger kaleee. Jadi ingat waktu di negerinya paman Ho, aku juga nyari jus sirsak di Pho 2000, yang kabarnya pernah dikunjungi Clinton.

Ngomong-ngomong tentang jus, kalau lagi ke Semarang, coba mampir ke warung jus Poppy di seberang RS Dr. Kariadi. Wah mak nyuzz tenan. Disamping kental, harganya relatif murah. Jusnya banyak pilihan lagi. Ada yang namanya vario, yang ini jus dicampur dengan biskuit Oreo. Belum lagi mixed juice yang pilihan buahnya bisa kita tentukan sendiri. Kalau ke Semarang jangan lupa nyoba ya. Pasti ketagihan.

Rasa kangen di negeri orang juga membuat mbak Theresa pengin menikmati beton nangka. Mbak Theresa coba bayangin, nangka di atas enak nggak? Pasti enak ya. Betonnya gede lho, empuk dan manis lagi. Buah nangka, yang punya nama latin artocarpus heterophyllus, banyak disukai orang. Ketika masih mentah pun sudah jadi buruan orang untuk dijadikan gudeg. Ketika sudah matang juga bisa dibuat nyamikan nangka goreng. Resepnya boleh dilihat di blog www.ikobana.blogspot.com.

Kembali ke proses pembelian nangka di atas. Ketika aku masuk jalan Suyudono dari arah Tugu Muda Semarang, aku melihat ibu penjual nangka punya dagangan yang istimewa. Nangkanya berbentuk besar, berwarna oranye. Sudah terbayang kelezatannya ketika masuk mulut nanti. Segera aku beli beberapa kg. Di beberapa kali acara kantor aku sering bawa nangka yang dijual si ibu.

Sampai di rumah segera aku cuci, dan aku santap satu demi satu. Ternyata memang luar biasa, dagingnya tebal, rasanya manis sekali. Bahkan biji nangkanya sudah mulai keluar tunasnya. Wah nangka ini matang sekali. Aku pikir ini akan menjadi bibit yang bagus. Aku segera siapkan beberapa gelabot untuk wadah bibit. Setelah aku buat tiga lubang di bagian bawahnya, segera aku isi tanah hingga 1 cm sebelum bibir gelabot. Aku ambil biji nangka satu demi satu. Aku benamkan ke dalam tanah di dalam gelabot sampai kedalaman sekitar 1 cm di bawah permukaan tanah.

Kalau makan buah nangka mungkin sudah sering. Lihat pohon nangka mungkin sering juga. Tapi pernah nggak lihat beton tumbuh jadi tanaman nangka. Nah aku memang lagi meneliti pertumbuhan nangka. Di gambar-gambar berikut ini perhatikan bahwa beton membelah sehingga bagian atasnya terbuka dan muncullah tunas. Semula tanaman ini tumbuh lurus ke atas sekitar 10 cm. Kemudian muncul daunnya satu persatu. Perhatikan pada gambar-gambar berikut ini ya.





































Senin, 16 Februari 2009

Jangan Buang Gelas atau Botol (gelabot) Bekas Air Mineral Anda

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa sampah plastik tak bisa terurai. Jika gelas plastik atau botol plastik bekas air mineral yang dikonsumsi dibuang begitu saja, berapa banyak sampah tak terurai bakal tercipta? Kasihan dong bumi kita. Jadi kotor dan tidak segar. Masa kita mewariskan sampah kepada anak cucu. Lebih baik kita wariskan pohon buah untuk mereka.

Kita harus berterimakasih kepada para pemulung. Mereka akan mengumpulkan satu demi satu gelas dan botol yang kita buang, yang selanjutnya kita sebut gelabot saja. Setelah diikat jadi satu, kumpulan gelabot akan disetorkan ke pengepul. Ditukar menjadi uang yang diharapkan bisa menjadi sekedar pengganjal perut. Dan kekotoran di muka bumi sedikit berkurang.

Yang menjadi masalah adalah sikap kita. Kita sering minum air mineral untuk mendapatkan kesegaran kerongkongan. Ketika hajatan, atas nama praktis, kita tak menyajikan teh dalam gelas. Beli saja air mineral. Dan hasilnya adalah sampah gelabot. Apakah kita akan ikut-ikutan membuang gelabot begitu saja? Jangan!!! Ayo kita berpartisipasi dalam gerakan Bumiku Hijau.

Ada dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama, manfaatkan gelabot. Kedua, mari menanam pohon. Kita akan fokus pada tanaman buah, seperti durian, nangka, rambutan, dan kelengkeng. Mengapa? Enak. Di kemudian hari, bisa kita konsumsi sendiri, atau bibitnya kita sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan. Panti asuhan, misalnya.

Bagaimana keduanya bisa berhubungan? Hubungannya erat sekali. Gelabot bisa menjadi wadah bakal pohon yang akan kita tanam. Bagaimana caranya? Ada tiga ukuran gelabot yang akan kita pakai.
1. Gelas ukuran 240 ml
2. Botol ukuran 600 ml
3. Botol ukuran 1500 ml
Ketiganya bisa kita jadikan wadah bakal pohon, seperti polybag. Jangan lupa lubangi bagian bawahnya, supaya air tidak menggenang.

Gelas 240 ml
Gelabot ini bisa langsung dipakai setelah bagian bawahnya dilubangi. Sebetulnya, bagian gelabot yang dilubangi bisa juga sisi-sisi sekeliling gelabot. Namun atas nama estetika mengalirnya air, lebih baik gunakan bagian bawah gelabot.

Untuk melubangi gelabot bisa digunakan paku, silet, cutter, atau pisau runcing. Paku kita gunakan untuk mendapatkan lubang berbentuk lingkaran. Silet – cutter – pisau, untuk mendapatkan lubang berbentuk sayatan, segi tiga, atau kotak. Cukup buat tiga lubang saja dengan diameter sekitar satu centimeter.

Selanjutnya, isi gelabot dengan tanah atau pupuk kandang hingga sekitar 1 cm sebelum bibir gelabot. Tekan tanah sebelah atas di bagian tengah untuk mendapatkan cekungan bagi biji tanaman buah yang akan kita tanam. Tutup dengan tanah sehingga permukaan kembali rata. Kedalaman biji dalam tanah sekitar 1 cm saja, supaya tunas dapat muncul dengan lebih mudah.

Botol 600 ml
Gelabot ini kita pakai tanpa bagian leher botol. Siapkan silet, cutter, atau pisau bergerigi untuk memotong bagian atas gelabot. Pemotongan dilakukan tepat di atas label air mineral untuk mendapatkan keseragaman bentuk dan keindahan warna label air mineral ketika kita menatanya. Selanjutnya isi gelabot dengan tanah hingga sekitar 1 cm di bawah bibir, lalu masukkan biji ke dalamnya.

Jangan buang bagian atas gelabot. Kita bisa gunakan untuk menutup gelabot berwujud gelas sehingga mendapatkan bentuk kombinasi yang lebih cantik. Sebaiknya setiap pemotongan dilakukan dengan rapi, sehingga kita bisa mendapatkan bentuk yang rapi pula. Ternyata ketika kita memandang hasil karya kita, keindahan ini bisa memberi kesejukan bagi jiwa yang lelah. Puitis ya.

Botol 1000 ml
Sama dengan gelabot botol 600 ml, botol 1500 ml kita potong tepat di bagian atas label. Setelah kita isi tanah hingga sekitar 1 cm di bawah bibir gelabot, biji buah kita masukkan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 1 cm di bawah permukaan tanah. Kalau gelas 240 ml atau botol 600 ml lebih kita gunakan untuk pembibitan, botol 1500 ml kita gunakan untuk transisi setelah tumbuh tunas sebelum kita pindahkan ke tanah sebagai terminal pohon yang selanjutnya.

Kita gunakan botol 1500 ml dengan pertimbangan sebagai pohon berakar tunjang, buah seperti durian, nangka, rambutan dan kelengkeng memiliki akar yang panjang. Akarnya bisa menyentuh bagian bawah botol 1500 ml sebelum kita pindahkan ke lokasi tanam sesungguhnya. Dengan kemasan botol 1500 ml pula kita akan mudah memindahkan banyak tanaman bibit pohon buah ke lokasi tanam. Gunakan saja kardus pembungkus botol air mineral untuk mempermudah pengangkutan. Dengan demikian 24 bibit tanaman pohon buah hanya membutuhkan tempat satu kardus saja. Praktis ya.